UnTitled

UnTitled
Beringin Pelindung Perkasa

30/10/09

Menyusun Thesis

Masa belajar saya di PPs. Teknologi Pendidikan Unja sudah masuk pada semester III. Kuliah tatap muka sudah berkurang tetapi studi mandiri yang harus diwaspadai.Topik thesis saya adalah membuat media pembelajaran video pada mata pelajaran IPS/Ekonomi di SMK Bisnis dan Manajemen.Saat konsultasi dengan pembimbing keduanya mensuport tapi pada giliran saya menseminarkan kajian pustaka komentar dari dosen pembahas tak ada satupun kalimat positif untuk tulisan saya. Timbul pertanyaan dibenak saya, apakah memang harus seperti itu cara ngomong seorang pembahas proposal thesis,habis cuma nyalahin tak ada satu pun kata solusi.
Tapi saya akan maju terus selagi pembimbing saya mendukung topik saya.Oleh karena itu jika pembaca ada yang punya buku atau saran-saran lain tolong dong saya punya email :sutrisno.68@gmail.com.

27/10/09

Nekat,Demi Terhindar dari Sistem yang Cacat

Dalam manajemen perusahaan kita kenal macam-macam sistem, setidaknya ada sistem keuangan,pelayanan dan produksi.Antar subsistem satu dengan lainnya saling terkait dan saling ketergantungan, hal ini berlaku bagi semua perusahaan termasuk institusi sekolah swasta.Perbedaan yang paling nampak adalah aktivitas produksinya,kalau di sekolah aktivitas produksinya berupa Proses Pembelajaran.Maka seorang manajer tak boleh hanya perhatian pada satu subsistem saja,karena antar sub sistem saling berhubungan sabab-akibat.
Menurut teori manajemen tingkatan manajer terdiri dari top,midle dan low manajer.Dari sisi skill top manajer seharusnya lebih kuat di skill konseptual dan sedikit skill technical. Midle manajer seharusnya lebih berkompeten dalam human relation dan memahami concept skill dan technical skill tetapi tidak terlalu mendetail.Sedangkan Low Manajer seharusnya lebih menguasai secara teknis dan sedikit konsep.
Dari sisi penguasaan sumber informasi Top Manajer hendaknya mengasai perkembangan luar sebesar 75% dan informasi dari dalam 25%. Midle Manajer hendaknya menguasai informasi baik dari dalam atau dari luar masing-masing 50%.Sedangkan Low Manajer hendaknya menguasai dari luar 25% dan dari dalam 75%.Nah dari teori tersebut hendaknya kita bisa melakukan evaluasi diri,sekarang kita berada pada tingkat manajer yang mana, apakah kompetensi dan aktivitas kita sudah sesuai atau belum ?
Kalau saya sekarang lebih merasa posisi saya berada pada level Midle Manajer,dengan konsekuensi saya harus banyak melakukan aktivitas human relation untuk membangun komunikasi guna menangkap berbagai informasi baik dari atas maupun dari bawah, walaupun skill konsep dan teknik harus juga saya miliki. Namun pemahaman saya terhadap posisi saya tidak terpahami oleh subsistem lain sehingga apa yang saya gagas dan rencanakan selalu tidak sampai.Akhirnya muncul pertanyaan baru siapa seharusnya yang membuat dan mempertahankan keberlangsungan sistem.
Kini saya sedang berusaha menciptakan kebiasaan diskusi sambil menangkap berbagai permasalahan, tetapi Top Manajer seakan sudah keburu ingin menylesaikan masalah dengan caranya tanpa didahului dengan membangun komunikasi yang baik.Sementara Manajer di bawah saya masih menganggap bahwa diskusi/meeting itu sebatas sebagai kuwajiban belaka belun menghargai sebagai media mengurai permasalahan dan mencari pemecahannya.
Dengan kurangnya pemahaman terhadap fungsinya masing-masing saya memberanikan diri untuk mengevaluasi sistem yang ada di tempat saya bekerja.Walaupun kesulitan dan kendala sudah terbayangkan tetapi harus maju pantang mundur, soal barhasil atau gagal nanti urusan belakang.Bukan nekat bunuh diri tetapi nekat dengan perhitungan untuk keluar dari sistem yang cacat.Ada beberapa penyebab belum semangatnya komponen sistem di tempat saya bekerja, pertama mungkin belum memahami konsep(visi dan misi), kedua hanya menghargai sbg tugas(kepuasan upah), dan yang ketiga merasa tidak diperhatikan(kemitraan,keadilan,empati).
Saya mengajak kepada rekan-rekan yang bekerja di lembaga berinisial ATQ untuk menghargai event AF-2 nanti sebagai media belajar dan berkolaborasi dalam mengekspresikan kompetensi dan profesi.Untuk sementara jangan pedulikan pimpinan kita akan memperhatikan atau tidak.Kalau kita tidak berprinsip demikian saya khawatir di akhir acara nanti kita tidak akan mendapatkan berkah dan kepuasan,justru kekesalan yang kita dapatkan.Yakinlah kawan-kawan dengan niat yang baik,ikhtiar yang baik insya Alloh akan diperoleh hasil yang baik pula.Baik bagi kita pribadi dan baik untuk orang lain,inilah sebenarnya makna rahmatan lil alamin.Wallohua'lam bissawaf.